Di sebuah salon rambut di Pondok Indah Mall, segerombolananak-anak perempuan berusia belasan tahun berebut minta dilayani oleh seoranghairdresser terkemuka. Di salon ini,tarif penataan rambut berbeda-beda tergantung senioritas dan keahlian hairdresser yang dipilihnya. Tentu saja hairdresser yang saya maksudadalah yang rate-nya paling tinggi.
Tanpa di Tanya, seorang di antara anak-anak itu segera mengeluarkan perangkat I-Pad daridalam tasnya. Dalam sekejap iya sudah tersambung ke situs mesin pencari Google. Dari situ jari-jarinya bergerak lincah dan menulis sebuah nama. “Aku maurambutku seperti ini. Gossip Girl ,” ujarnya. Hairdresser senior yang berusiasekitar 30 tahunan itu pun terbelalak. Ia belum familiar dengan nama itu.
Namun belum sempat iya berkata-kata, anak perempuan lainnyayang lebih besar segera menyambar I-Padtemannya. Ia juga melakukan googling, dan berucap keras. “Aku ingin dipotongseperti Lady Gaga”, katanya keras-keras. Sekedar anda tau saja, Album lagupenyanyi ini yang berjudul Paparazzi telah di download lebih dari 250 jutaorang di seluruh dunia. Wajarlah penampilannya mempengaruhi gadis remaja.
Itulah potret kacil remaja kelas menengah Jakarta yangmerupakan bagian dari komunitas global dan dikenal dengan sebutan Gen C. iaadalah bukan sebuah kohor yang dibatasi oleh usia, melainkan dibentuk olehtekhnologi digital. Jadi usianya bisa saja termasuk anak atau cucu Anda yangberusia 7 tahun sampai diri anda sendiri, orang dewasa 35 tahunan.pkoknya iaberada di tengah-tengah teknologi digital.
C, menurut penelitiannya – Dan Pankraz (Australia) – bisaberarti content, connected, digital creative, cocreation, customize,curiousity, dan cyborg. C bisa juga berarti cyber, cracker,dan chameleon (bunglon).
Loh ko bunglon? Inilah sosok generasi baru di dunia yangterhubung satu dengan yang lainnya (connected)pada dunia cyber. Ia ada di New York, London, Paris, Sao Paulo, Seoul, Karachi,Tokyo, Bangkok, dan pasti ada di Jakarta. Karena terekspos terus menerus olehjaringan informasi, maka ia pun cepat berubah, constantly changing.Persis seperti bunglon.
By : Prof. Rhenald Kasali, Ph.D.




0 komentar:
Post a Comment