Syafi’i berkata :
“ Cukuplah ilmu itu sebagai kutamaan bagi seseorang, ia bangga manakala di sebut sebagai orang yang berilmu. Ia juga di sebut orang bodoh manakala meninggalkan bagian dari pengatahuannya, dan jika kata bodoh itu ditujukan padanya, tentu ia akan marah”
“ Cukuplah ilmu itu sebagai kutamaan bagi seseorang, ia bangga manakala di sebut sebagai orang yang berilmu. Ia juga di sebut orang bodoh manakala meninggalkan bagian dari pengatahuannya, dan jika kata bodoh itu ditujukan padanya, tentu ia akan marah”
Pekerejaan Berat
Syafi’i berkata :
Pekerjaan terberat itu ada tiga;
Sikap dermawan saaat dalam keadaan sempit,
Menjauhi dosa dikala sendiri
Berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.
Syafi’i berkata :
Pekerjaan terberat itu ada tiga;
Sikap dermawan saaat dalam keadaan sempit,
Menjauhi dosa dikala sendiri
Berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.
Mencari Kursi Kepemimpinan
Syafi’i ra berkata :
“ Barangsiapa yang ingin menjadi pemimpin, niscaya kedudukan yang didambakannya itu akan meninggalkannya, dan jika ia telah menduduki jabatan, maka ia akan ditinggalkan banyak ilmu”
Syafi’i ra berkata :
“ Barangsiapa yang ingin menjadi pemimpin, niscaya kedudukan yang didambakannya itu akan meninggalkannya, dan jika ia telah menduduki jabatan, maka ia akan ditinggalkan banyak ilmu”
Kelemahan Manusia
Syafi’i ra berkata :
“ yang paling nampak pada diri manusia adalah kelemahannya, maka barang siapa melihat kelemahan dirinya, ia akan menggapai keistiqaomahan terhadap perintah Allah’
Syafi’i ra berkata :
“ yang paling nampak pada diri manusia adalah kelemahannya, maka barang siapa melihat kelemahan dirinya, ia akan menggapai keistiqaomahan terhadap perintah Allah’
Terpai ujub ( bangga diri)
Syafi’i berkata :
“Jika engkau mengkhawatirkan mumnculnya rasa ujub dalam aktifitasmu, maka lilhatlah; maka lihatlah keridhoan siapa yang kamu inginkan, pahala dari siapa yang kamu harapkan, dan siapa yang kamu takuti, kesehatan mana yang kamu syukuri, cobaan mana yang kamu ingat. Maka jika engkau memikirkan satu diantara hal – hal tadi, niscaya aktifitas yabg kamu kerjakan akan tapak kecil dimatamu”
Syafi’i berkata :
“Jika engkau mengkhawatirkan mumnculnya rasa ujub dalam aktifitasmu, maka lilhatlah; maka lihatlah keridhoan siapa yang kamu inginkan, pahala dari siapa yang kamu harapkan, dan siapa yang kamu takuti, kesehatan mana yang kamu syukuri, cobaan mana yang kamu ingat. Maka jika engkau memikirkan satu diantara hal – hal tadi, niscaya aktifitas yabg kamu kerjakan akan tapak kecil dimatamu”
Mensifati dunia
Syafi’i ra berkata :
“Dunia adalah tempat yang licin nan menggelincir, rumah yang hina, bangunan – bangunannya akan runtuh, penghuninya akan beralih kekuburan, perpisahan dengannya adalah sesuatu keniscayaan, kekayaan di dunia sewaktu – waktu bisa berubah menjadi kemiskinan, bermegah – megahan adalah suatu kerugian, maka memohonlah perlindunsn Allah, terimalah dengan hati yang lapang segala karunia-Nya. Jangan terpesona dengan kehidupanmu di dunia sehingga meninggalkan kehidupan akhirat. Ketahhuilah sesungguhnya hidupmu di dunia akan sirna, dindingnya juga miring akan hancur, maka perbanyaklah perbuatan baik dan janganlah terlalu banyak berangan – angan.
Syafi’i ra berkata :
“Dunia adalah tempat yang licin nan menggelincir, rumah yang hina, bangunan – bangunannya akan runtuh, penghuninya akan beralih kekuburan, perpisahan dengannya adalah sesuatu keniscayaan, kekayaan di dunia sewaktu – waktu bisa berubah menjadi kemiskinan, bermegah – megahan adalah suatu kerugian, maka memohonlah perlindunsn Allah, terimalah dengan hati yang lapang segala karunia-Nya. Jangan terpesona dengan kehidupanmu di dunia sehingga meninggalkan kehidupan akhirat. Ketahhuilah sesungguhnya hidupmu di dunia akan sirna, dindingnya juga miring akan hancur, maka perbanyaklah perbuatan baik dan janganlah terlalu banyak berangan – angan.
Menghadapi Permasalahan
Syafi’i ra berkata :
Menganggap benar dengan hanya satu pandangan merupakaan bentuk ketertipuan.
Berpegangan dengan suatu pendapat itu lebih selamat dari pada berkelebihan dan penyesalan.
Melihat dan berpikir, keduanya akan menyingkap keteguhan hati dan kecerdasan.
Bermusyawarah dengan orang bijak merupakan bentuk kemantapan jiwa dan kekuatan mata hati.
Maka berpikirlah sebelum menentukan suatu ketetapan, atur strategi sebelum menyerang, dan musyawarahkan terlebih dahulu sebelum melangkah maju kedepan.
Syafi’i ra berkata :
Menganggap benar dengan hanya satu pandangan merupakaan bentuk ketertipuan.
Berpegangan dengan suatu pendapat itu lebih selamat dari pada berkelebihan dan penyesalan.
Melihat dan berpikir, keduanya akan menyingkap keteguhan hati dan kecerdasan.
Bermusyawarah dengan orang bijak merupakan bentuk kemantapan jiwa dan kekuatan mata hati.
Maka berpikirlah sebelum menentukan suatu ketetapan, atur strategi sebelum menyerang, dan musyawarahkan terlebih dahulu sebelum melangkah maju kedepan.
Keutamaan Para Ahli Hadist
Syafi’i ra berkata :
“Jika aku melihat seorang diantara para ahli hadist, seakan-akan aku melihat seseorang diantara sahabat nabi saw. –Semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan,- atas upaya penjagaan yang telah mereka lakukan hingga sampai kepada kita dalam bentuk aslinya.
“Kalian harus berpegang kepada ahli hadits, karena mereka adalah manusia yang paling banyak membawa kebenaran.”
Syafi’i ra berkata :
“Jika aku melihat seorang diantara para ahli hadist, seakan-akan aku melihat seseorang diantara sahabat nabi saw. –Semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan,- atas upaya penjagaan yang telah mereka lakukan hingga sampai kepada kita dalam bentuk aslinya.
“Kalian harus berpegang kepada ahli hadits, karena mereka adalah manusia yang paling banyak membawa kebenaran.”
Penulisan Ilmu
Syafi’i ra berkata :
“Jika tidak karena tinta-tinta itu,niscaya aku akan berbicara kepada orang –orang diatas mimbar- mimbar.”
Syafi’i ra berkata :
“Jika tidak karena tinta-tinta itu,niscaya aku akan berbicara kepada orang –orang diatas mimbar- mimbar.”
Orang Bodoh
Syafi’i ra berkata :
“Orang bodoh berakal sama dengan nilainya dengan orang cerdas yang pelupa.”
Syafi’i ra berkata :
“Orang bodoh berakal sama dengan nilainya dengan orang cerdas yang pelupa.”
Kebaikan itu Ada Lima Perkara
Syafi’i ra berkata :
“ Kebaikan itu ada lima perkara; kekayaan hati, bersabar atas kejelekan orang lain, mengaris rizki yang halal, taqwa,dan yakin akan janji Allah.”
Syafi’i ra berkata :
“ Kebaikan itu ada lima perkara; kekayaan hati, bersabar atas kejelekan orang lain, mengaris rizki yang halal, taqwa,dan yakin akan janji Allah.”
0 komentar:
Post a Comment